Saturday, 2 April 2011

Di satu subuh hening,
tika adik-adik bergelimpangan
di tilam empuk dengan bantal kusam dipelukan,
dan sejuk lampin di punggung jadi nyaman,
aku perlu bangkit
mencurahkan tubuh kecilku dengan
sejuk air dari kali.
Hari ini,
kaki ini akan melangkah ke satu persada
yang bakal merubah seluruh kehidupan jahilku.
Takut, sedih, risau, bingung
bersilih-ganti menemaniku di sepanjang
perjalanan dengan ayah menunggang motor kapcai warisan.
Dari jauh,
ada padang hijau dengan anak-anak berlarian
ada jalur gemilang berkibar megah
semegah diriku yang bersalut kain biru,
baju putih, siap stoking dan sepatu.
Walau derapku tidak segagah kaki soldadu
namun aku tabah melangkah menuju
ke pesisir pantai lautan ilmu.
Ayah meninggalkanku termangu-mangu
di bangku keras yang bakal jadi
sandaranku 6 tahun lamanya.
Sedang dalam kesendirian ini,
telapak tangan comelku dipimpin mesra
dengan seorang insan manis,
putih suci wajahnya.
Yakinlah aku bahawa
aku telah berpijak
di anjung budi ini.
Disini bermula,
Kita memegang pensil dan warna.
Kita mengenal huruf dan angka.
Kita mengaji iqra` alif ba ta.
Kita selami ilmu akhirat dan dunia.
Kita terokai alam misteri cyberjaya.
Kita bermesra rakan dan taulan.
Kita mengangkat sumpah setia rukunegara.
Kita hargai wira dan pahlawan bangsa.
Kita membaca sejarah tamadun negara.
Kita mengenang jasa dan bakti.
Kita sanjung ilmu dan budi.
Di persada pendidikan inilah,
Kita kenali adiputera dan srikandi
bergelar cikgu.
Cikgu,
Kalian umpama insan kamil,
tak pernah bosan memijak duri tanggungjawab,
tak pernah jemu merempuh
ranjau dan onak
untuk memastikan anak-anak bangsamu
bersedia mendukung cita-cita murni
sebuah bangsa berdaulat.
TERIMA KASIH CIKGU

No comments:

Post a Comment